Selasa, 17 Januari 2012

3 Tips Memilih Perusahaan Asuransi

Beberapa waktu yang lalu saya terlibat pembicaraan yang cukup menarik dengan salah satu rekan kerja. Rekan kerja saya ini sedang memilih perusahaan asuransi untuk melindungi keluarganya dan juga untuk mempersiapkan biaya pendidikan bagi anaknya yang baru lahir.

Seperti yang kita semua ketahui, asuransi merupakan salah satu elemen utama dalam perencanaan keuangan pribadi dan keluarga. Berdasarkan apa yang saya pelajari, asuransi yang terbaik adalah “self insurance“. Yang dimaksud “self insurance” disini adalah kita harus mempersiapkan keuangan yang cukup untuk jaga-jaga apabila terjadi hal-hal yang di luar rencana kita dan memerlukan biaya cukup tinggi. Istilah dalam bahasa keuangannya adalah dana darurat. Ukuran persiapan dana darurat yang ideal adalah sebesar 6 kali dari pengeluaran bulanan kita.


Beberapa waktu yang lalu saya terlibat pembicaraan yang cukup menarik dengan salah satu rekan kerja. Rekan kerja saya ini sedang memilih perusahaan asuransi untuk melindungi keluarganya dan juga untuk mempersiapkan biaya pendidikan bagi anaknya yang baru lahir.

Seperti yang kita semua ketahui, asuransi merupakan salah satu elemen utama dalam perencanaan keuangan pribadi dan keluarga. Berdasarkan apa yang saya pelajari, asuransi yang terbaik adalah “self insurance“. Yang dimaksud “self insurance” disini adalah kita harus mempersiapkan keuangan yang cukup untuk jaga-jaga apabila terjadi hal-hal yang di luar rencana kita dan memerlukan biaya cukup tinggi. Istilah dalam bahasa keuangannya adalah dana darurat. Ukuran persiapan dana darurat yang ideal adalah sebesar 6 kali dari pengeluaran bulanan kita.

Namun, bila kita belum bisa memiliki dana darurat yang ideal kita bisa mengalihkan risiko keuangan tersebut kepada perusahaan-perusahaan asuransi yang bersedia menanggung biaya-biaya yang timbul apabila terjadi hal-hal di luar rencana kita. Hal-hal tersebut adalah hal-hal yang mencakup kesehatan kita, jiwa kita, dan aset-aset berharga kita.

Yang saya senang dari rekan kerja saya tersebut adalah dia tergolong orang yang cukup kritis dalam menentukan suatu pilihan yang menyangkut masa depan keuangan keluarganya. Sebelum dia berbicara dengan saya, dia sudah banyak berbicara dengan rekan-rekan kerja saya yang lain mengenai pengalaman-pengalaman mereka dengan perusahaan asuransi. Dari hasil pembicaraan dengan beberapa rekan kerja yang lain dia menemukan bahwa pengalaman-pengalaman mereka dalam berurusan dengan perusahaan asuransi tidaklah semanis janji-janji yang dikeluarkan oleh agen-agen asuransi mereka. Hal ini menarik perhatian saya karena saya juga sudah memiliki asuransi yang melindungi diri saya dan tentunya saya tidak ingin pengalaman-pengalaman mereka terjadi pada saya ketika saya ingin melakukan klaim.

Beranjak dari pembicaraan dengan rekan kerja saya tersebut, malam harinya saya langsung menghubungi agen asuransi saya dan menanyakan beberapa pertanyaan kritis berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi pada rekan-rekan kerja saya yang lain. Masalah-masalah tersebut antara lain:

1. Apabila klaim pertanggungan sudah dilakukan namun dalam kurun waktu tidak lama dilakukan klaim kedua, apakah klaim tersebut akan dikabulkan. Kalau tidak solusi apa yang bisa dia berikan agar saya tetap terlindungi setelah klaim sudah dilakukan.

2. Bila kita tidak melakukan cuti premi dan klaim apapun selama masa pertanggungan berapa dana yang akan kita terima pada akhir masa pertanggungan.

3. Berapa biaya penggunaan kartu untuk menggantikan proses reimbursement. Hal ini penting untuk ditanyakan karena sering terjadi masalah dalam proses reimbursement yang makan waktu lama dan birokrasi yang berbelit-belit. Apalagi kalau kita tidak memiliki uang yang cukup untuk menanggung sendiri biaya-biaya yang timbul apabila terjadi sesuatu.

Saya beruntung memiliki agen asuransi yang sangat memahami produk dan berpengalaman di bidangnya. Berikut ini adalah jawaban-jawaban yang dia berikan atas 3 pertanyaan saya tersebut (jawaban bisa berbeda antar perusahaan asuransi karena bedanya peraturan yang mereka anut):

1. Bila klaim kedua terjadi 1 tahun setelah klaim pertama dilakukan maka klaim tersebut akan dikabulkan tetapi bila kurang dari itu maka tidak akan dikabulkan. Agar saya tetap terlindungi, dia menyarankan untuk mengajukan polis baru, tetapi dia tidak menjamin bahwa pengajuan polis baru tersebut akan disetujui karena perusahaan asuransi sudah mengetahui resiko yang harus mereka tanggung bila menyetujui pengajuan polis baru tersebut. Konsekuensi lainnya premi asuransi untuk polis baru tersebut akan lebih mahal bila ingin nilai pertanggungan yang sama.

2. Dalam kasus saya, nilai pertanggungan saya adalah Rp 150 juta dengan premi sebesar Rp 400 ribu per bulan. Apabila saya tidak melakukan cuti premi dan tidak ada klaim apapun selama masa pertanggungan maka di akhir masa pertanggungan, saya akan memperoleh kurang lebih 14 miliar bila return investasi rendah atau kurang lebih 2 triliun bila return investasi tinggi.

3. Dalam kasus saya, biaya penggunaan kartu adalah Rp 100 ribu per tahun dan kartu tersebut dapat digunakan internasional karena perusahaan asuransi yang saya pilih sudah bekerjasama dengan jaringan internasional.

Jawaban-jawaban yang saya peroleh tersebut menurut saya fair dan memuaskan. Belajar dari pengalaman saya tersebut, ada 3 tips yang dapat saya berikan dalam memilih perusahaan asuransi:

1. Pilihlah perusahaan asuransi yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di bidang asuransi.

2. Pilihlah agen asuransi yang kompeten dalam bidangnya dan memiliki integritas tinggi.

3. Pilihlah perusahaan asuransi yang memiliki program kartu dibandingkan reimbursement dalam melakukan klaim. Tambahan biaya yang harus ditanggung sebanding dengan kemudahan layanan yang diberikan.

Bila Anda memiliki pengalaman-pengalaman maupun tips-tips lain dalam berurusan dengan perusahaan asuransi, silakan dibagikan disini dan kita akan diskusikan bersama. Semoga 3 tips yang saya bagikan ini berguna.

sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/12/31/3-tips-memilih-perusahaan-asuransi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar